Thursday, December 15, 2011

10 Habits Cause of Diabetes


Share this article via:        Published on 7 - 12 - 2009 | 11 comments

DokterSehat.com - Here are a few things of everyday living habits could be the cause of diabetes:
1. Sweet teaThe explanation is simple. The high intake of sugar causes blood sugar levels soaring. Yet the risk of excess calories. A glass of sweet tea contains approximately 250-300 calories (depending on thickness). Caloric needs of an average adult woman is 1900 calories per day (depending on activity). Of course our sweet tea was able to 1000-1200 calories. Currently plus three meals of rice and side dishes.Should be assumed that every day we are excess calories. End: obesity and diabetes.
Substitutes: Water, tea without sugar, or limit consumption of sugar is not more than two teaspoons a day.
2. FriedBecause of the small, one fried not enough for us. Fried is one of high risk factors trigger degenerative diseases, like cardiovascular, diabetes mellitus, and stroke.The main cause of cardiovascular disease (PCV) is the blockage of coronary arteries, with one of the main risk factor was dyslipidemia. Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism characterized by elevated levels of total cholesterol, LDL (bad cholesterol) and triglycerides, and decreased levels of HDL (good) cholesterol in the blood. Increasing the proportion of dyslipidemia in the community due to the habit of eating a variety of foods low in fiber and high in fat, including fried.
Substitutes: Nuts Japan, or fruit pie.
3. Like snackingWe thought that by limiting the afternoon or evening may shy away from obesity and diabetes. Because not full, the stomach is filled with a piece or two pieces of biscuits and snacks like potato chips. In fact, biscuits, potato chips, and other sweet pastries containing high carbohydrate content and without adequate food. All the food is classified in foods with high glycemic index. Meanwhile, sugar and flour contained in it have a role in raising blood sugar levels.
Substitutes: fresh cut fruit.
4. Lack of sleep.
If the quality of sleep is not obtained, so disturbed metabolism. Research experts from the University of Chicago revealed that lack of sleep for 3 days resulted in the body's ability to process glucose decreased dramatically. That is, the risk of diabetes increases. Lack of sleep also can stimulate the kind of hormone in the blood that trigger appetite. Driven hunger, people with sleep disorders triggered by eating high-calorie foods that make blood sugar levels rise.
Solution: Sleep is not less than 6 hours a day, or should be 8 hours a day.
5. Lazy physical activityWorld Health Organization (WHO) says diabetes cases in the countries of Asia will rise by 90 percent within the next 20 years. "In 10 years, the number of diabetics in Hanoi, Vietnam, doubled. Why? In this city, people prefer riding than cycling, "said Dr. Gauden Galea, WHO Advisor for Non Communicable Diseases in the Western Pacific Region.In conclusion, those who are less physically active have a higher risk of obesity than those who diligently biking, hiking, or other activities.
Solution: Biking to the office.
6. Often stressStress just as a flood, must be channeled to a big flood. When stress comes, the body will increase production of the hormones epinephrine and cortisol blood sugar to rise and there are reserves of energy to move. Our bodies are designed in such a way as to the best of intentions. However, if the blood sugar continues triggered by prolonged stress with no way out, might as well commit suicide slowly.
Solution: Talk to people who are considered problematic, or tell me the closest friends.
7. Addicted to cigarettesAn American study involving 4572 volunteer men and women found that active smokers the risk of diabetes rose by 22 percent. It added that the increase in risk is not just caused by smoking, but the combination of unhealthy lifestyles, such as diet and exercise.
Substitutes: sugar-free candy. A more progressive way is to follow the hypnotherapy. Choose a hypnotherapist who is experienced and certified.
8. Using the contraceptive pillMost of the contraceptive pill is made from a combination of estrogen and progestin, or progestin alone. Combination pills often cause changes in blood sugar levels. According to Dr. Dyah Purnamasari S, Sp PD, from the Division of Metabolic Endocrinology RSCM, hormonal contraceptive pills work against insulin. Because insulin work unopposed, the pancreas is forced to work harder to produce insulin. If left too long, the pancreas becomes tired and not functioning properly.
Solution: Limit the use of hormonal pills, no more than 5 years.
9. Scared black leatherAccording to the journal Diabetes Care, women with high intake of vitamin D and calcium at low risk of type 2 diabetes. Apart from food, the best source of vitamin D in sunlight. Twenty minutes exposure to sunlight in the morning is sufficient for vitamin D for three days. Several recent studies, among which was published by the American Journal of Epidemiology, suggests that vitamin D also helps order metabolism of the body, including blood sugar.
Solution: Use a sunscreen cream before the "sun" in the morning sun for 10-15 minutes.
10. Avid sodaFrom research conducted by The Nurses' Health Study II of 51,603 women aged 22-44 years, found that increased consumption of soft drinks to make weight and the risk of diabetes soared. The researchers said the increased risk was due to the existing content of sweetener in soft drinks. In addition, liquid calories do not make us full so motivated to drink more.
Substitutes: cold juice without sugar.

Sunday, December 11, 2011

Penanganan Diare pada Bayi dan Anak Balita di Tingkat Rumah Tangga

Written by dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM   

(Tulisan ini ditujukan bagi kader kesehatan dan orang tua yang memiliki bayi dan anak balita)

 

Penyakit apakah yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita di Indonesia? Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, penyakit Diare menempati posisi teratas (nomor satu terbanyak) sebagai penyebab kematian bayi (usia 29 hari - 11 bulan) dan balita (usia 12 - 59 bulan), sedangkan sebagai penyebab kematian kedua terbanyak pada kelompok bayi dan balita adalah penyakit Pneumonia. Insiden Rate (IR) penyakit diare cenderung meningkat (naik) dari tahun ketahun, pada tahun 2000 IR Diare sebesar 301/1000 penduduk, tahun 2003 IR Diare menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 menjadi 423/1000 penduduk, dan tahun 2010 sebesar 411/1000 penduduk. Catatan: Insiden Rate (IR)  adalah jumlah kasus baru suatu penyakit selama jangjka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut pada jangka waktu tersebut atau pada pertengahan tahun. Rumus IR: (jumlah penderita baru/jumlah penduduk) x 100 %.

   

Apakah Diare itu?

Pada umumnya kita semua sudah tahu apa itu diare atau yang biasa disebut 'mencret'. Menurut definisi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya.

 

Penyebab Diare pada Bayi dan Anak Balita

Ada beberapa penyebab anak terkena diare, antara lain:

Bayi/balita diberikan makanan dan atau minuman yang tidak bersih sehingga saluran pencernaannya terinfeksi virus, bakteri atau parasit penyebab diare.

Alergi susu formula atau susu lainnya.

Bayi diberi makanan yang tidak sesuai dengan umurnya.

Keracunan makanan.

Sumber/cara penularan diare antara lain:

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar mikroba dan tidak memasak air sampai mendidih.

Bayi/balita bermain di tempat kotor atau bermain mainan yang kotor, kemudian menghisap jari tangannya atau memasukkan mainan yang kotor kemulutnya.

Pencucian alat-alat makan dan minum (piring dan sendok) memakai air yang tidak bersih; botol susu tidak direbus/diseduh sebelum dipakai.

Orang yang menyiapkan makanan anak tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (terutama setelah buang air besar).

dan lain-lain.

Tanda-tanda Dehidrasi pada Bayi dan Anak Balita

Ketika diare, anak mengalami kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui pembuangan tinja yang cair. Bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak mendapat penggantian secara adekuat maka anak akan mengalami kekurangan cairan dan elektrolit yang disebut 'Dehidrasi'. Ada 3 jenis dehidrasi: ringan, sedang dan berat.

 

Orang tua harus dapat menilai ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan anak balita yang terkena diare. Perhatikan adakah tanda-tanda dehidrasi. Bayi dan anak balita telah mengalami dehidrasi bila menunjukkan adanya dua atau lebih tanda-tanda dehidrasi dibawah ini, yaitu:

Pada dehidrasi ringan sampai sedang: Anak tampak rewel atau gelisah, anak kehausan dan minum dengan lahap, tes cubitan dikulit perut (turgor) kembalinya lambat, mata tampak lebih cekung daripada biasanya.

Pada dehidrasi berat: kesadaran berkurang atau anak tidak sadar, mata cekung, anak tampak sangat lesu/lemah, tidak bisa minum atau malas minum, tes cubitan pada kulit perut (turgor) kembalinya sangat lambat (2 detik atau lebih), air kencing sedikit atau anak tidak kunjung kencing.

Pada bayi (usia kurang dari 12 bulan), ubun-ubun kepala terlihat/teraba cekung pada dehidrasi berat.

 



Gambar cara pemeriksaan turgor pada kulit perut anak.

Sumber: WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.

 

Jenis-jenis diare dan tanda-tandanya yaitu:

Diare cair akut: diare lebih dari 3 kali perhari dan berlangsung kurang dari 14 hari.

Kolera: diare dimana tinja yang keluar seperti air cucian beras, berbau busuk, jumlahnya banyak dan sering serta cepat menimbulkan dehidrasi berat.

Disentri: diare dimana tinja yang keluar disertai darah dan atau lendir.

Diare persisten: diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

Diare dengan gizi buruk: diare jenis apapun yang disertai keadaan gizi buruk.

Diare terkait antibiotik: diare yang berhubungan/disebabkan oleh pemberian antibiotik oral spektrum luas.

Bagaimana cara mencegah diare pada bayi dan anak balita?

Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berusia 6 bulan.

Setelah anak berumur 6 bulan, disamping ASI diberikan juga makanan pendamping ASI (MP-ASI) secara bertahap dalam jumlah maupun kelembutannya. Bayi yang menginjak usia 6 bulan diberikan makanan lembek (setengah cair) dalam jumlah sedikit-sedikit, kemudian ditingkatkan jumlahnya secara bertahap dan kelembutannya juga ditingkatkan secara bertahap minggu demi minggu. Semua ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan pencernaan bayi menyesuaikan diri.

Masaklah air untuk diminum sampai mendidih.

Biasakan mencuci tangan memakai sabun dan air bersih yang mengalir  sebelum menyiapkan makanan bayi dan anak balita, sebelum memegang bayi, setelah buang air besar, dan setelah membersihkan bayi dan anak balita dari buang air besar.

Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan air bersih serta membilas dengan air matang sebelum dipakai, merebus/menyeduh botol susu bayi dan balita sebelum dipakai.

Biasakan buang air besar di WC/jamban.

Biasakan membuang sampah pada tempatnya.

Membuang air limbah rumah tangga pada sarana/saluran pembuangan limbah yang tersedia.

Hindari menghaluskan makanan bayi memakai mulut orang tua seperti banyak terjadi di beberapa provinsi tertentu di Indonesia.

Jangan biasakan anak-anak bermain di tempat yang kotor.

Ajari dan biasakan anak balita mencuci tangan memakai air bersih dan sabun sebelum makan.

Tutup makanan dan minuman dan ditaruh ditempat yang aman dan bersih sehingga terhindar dari berbagai binatang.

Hindari memberi makanan yang sudah basi/agak basi/berjamur/bulukan kepada anak. Hangatkan terlebih dahulu lauk-pauk yang sudah disimpan sejak kemarin.

Bila memakai air minum kemasan, jangan memilih yang kualitas/kebersihannya diragukan.

dan lain-lain

Penanganan Diare pada Bayi dan Anak Balita
Tindakan yang perlu dilakukan di tingkat rumah tangga bila bayi atau anak balita terkena diare adalah:

Berikan Air Susu Ibu (ASI) lebih sering. Bila anak mendapat susu formula, berikan lebih sering.

Makan seperti biasa dan minum lebih sering. Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi agar anak tetap kuat dan bertumbuh, serta mencegah berkurangnya berat badan.

Setelah diare berhenti, anak diberikan makanan 'ekstra' selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan.

Berikan segera cairan oralit setiap kali bayi atau anak balita buang air besar. Bila tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur atau air tajin. Oralit yang sekarang beredar di pasaran pada umumnya oralit dengan osmolaritas rendah yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah.

Jika bayi atau anak balita muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi pemberian cairan oralit sedikit demi sedikit.

Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

Jangan berikan obat apapun kecuali obat dari petugas kesehatan atau dokter. Pemberian obat anti diare dapat membahayakan bayi dan anak balita.

Segera bawa bayi/anak balita berobat ke petugas kesehatan bila: a) diare terus berlanjut dan anak terlihat lemah atau menderita dehidrasi, b) anak selalu memuntahkan apapun yang dimakan/diminum, c) anak menderita kolera atau disentri (lihat tanda-tanda kolera dan disentri pada tulisan di atas).

Pemberian tablet Zinc selama anak diare

Zinc (atau bahasa Indonesianya Seng) merupakan zat mikronutrien yang penting untuk kesehatan, antara lain berguna untuk perkembangan tubuh balita, meningkatkan daya tahan (imunitas) tubuh, dan mempercepat penyembuhan luka. Ketika anak diare, 'zinc' juga ikut hilang dalam jumlah besar bersama dengan tinja. Oleh karena itu sangat perlu bagi anak yang menderita diare diberikan asupan Zinc untuk mengganti zinc yang hilang selama diare.

 

Hasil riset telah membuktikan bahwa pemberian zinc kepada anak yang menderita diare bermanfaat untuk: mempercepat proses penyembuhan diare, mengurangi lamanya diare, mengurangi tingkat keparahan diare, menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan setelah diare dan menjaga anak tetap sehat pada bulan-bulan berikutnya. Mintalah/ingatkan petugas kesehatan untuk memberikan tablet zinc bagi anak yang menderita diare. Petugas kesehatan akan memberikan tablet zinc dengan dosis:

Untuk anak berusia < 6 bulan: 1/2 (setengah) tablet atau 10 mg perhari selama 10 hari.

Untuk anak berusia lebih dari 6 bulan: 1 tablet atau 20 mg perhari selama 10 hari.

Gangguan gizi selama anak diare

Selama anak diare, terjadi penurunan asupan makanan, penurunan penyerapan zat-zat makanan (nutrisi), dan peningkatan kebutuhan nutrisi. Hal ini secara bersama-sama seringkali menyebabkan penurunan berat badan anak selama diare dan setelah diarenya selesai, selanjutnya dapat menyebabkan kegagalan atau tertahannya pertumbuhan anak atau anak mengalami gangguan gizi.

 

Gangguan gizi dapat menyebabkan diare menjadi lebih lama, lebih parah, dan lebih sering dibandingkan diare yang terjadi pada anak tanpa gangguan gizi. Oleh karena itu anak perlu diberikan makanan yang kaya gizi selama diare dan ketika anak sehat.

 

Referensi

WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.

Pusat Promosi Kesehatan, Departeman Kesehatan RI, 2009, Diare

http://medicastore.com/artikel/261/Diare_pada_Bayi_dan_Anak.htm

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Laporan Nasional 2007.

Khasiat Jeruk Nipis untuk Menurunkan Kolesterol

Jeruk nipis sudah terkenal memiliki berbagai macam khasiat untuk kesehatan. Salah satunya ialah dalam hubungannya untuk menurunkan kadar kolesterol atau kadar lemak dalam darah.

Berikut tips-tipsnya:
Pilih jeruk nipis yang segar lalu cuci dengan bersih
Belah jeruk nipis menjadi empat bagian, lalu iris tipis-tipis
Masukkan irisan tadi kedalam gelas. Irisan jeruk nipis tadi adalah irisan yang lengkap dengan kulit nya
Tuangkan air panas hingga penuh, kemudian tutup rapat
Tunggu kira-kira 30 menit, lalu minum sampai habis
Lakukan secara rutin, sehari dua kali pagi dan malam

Berdasarkan penelitian, kulit jeruk nipis mengandung minyak yang berguna untuk kesahatan. Selain itu, jeruk nipis tidak mengakibatkan nyeri pada lambung.

Sumber: kompas.com

Friday, December 9, 2011

Cholesterol

Cholesterol is a fatty molecule in the cell is divided into LDL, HDL, total cholesterol and triglycerides. Cholesterol is actually one component of fat. As we know, fat is one of the very nutrients needed by our body in addition to other nutrients such as carbohydrates, proteins, vitamins and minerals. Fat is one energy source that provides the highest calories. Besides, as one source of energy, especially fat or cholesterol actually is a substance that is needed by our body, especially to form the walls of the cells in the body. Cholesterol is also the basic ingredients of the formation of steroid hormones. Cholesterol we need it, is normally produced by the body in the right amount. But he could be increased in number due to intake of foods derived from animal fats, eggs and so-called junk food (junk food). Excessive cholesterol in the body will be buried in the walls of blood vessels and cause a condition called atherosclerosis which is a narrowing or hardening of the arteries.This condition is a precursor of heart disease and stroke.

From the liver, cholesterol is transported by a lipoprotein called LDL (Low Density Lipoprotein) to be brought to the body cells that require, including the heart muscle cells, brain and others in order to function properly. Excess cholesterol will be transported back by a lipoprotein called HDL (High Density Lipoprotein) to be brought back to the liver will be described hereinafter and is cast out into the gallbladder as an acid (liquid) bile. LDL contains more fat than HDL so that it will float in the blood. The primary proteins that make up the Apo-B LDL (apolipoprotein-B). LDL is considered as the fats are "bad" cholesterol because it can cause sticking on the walls of blood vessels. In contrast, HDL is known as the fat is "good" because of the operation he was clearing excess cholesterol from blood vessel walls to transport it back to the liver. The primary proteins that make up HDL are Apo-A (apolipoprotein). HDL has less fat content and have a high density so that more weight.

Causes of Cholesterol
consumption of foods high in fat and cholesterol sources (such as greasy foods, bersantan, fast food), alcohol and excessive sugar.

  Handling hypercholesterolemia
·         Eat foods high in fiber, use oil-MUFA (mono-unsaturated fatty acids) and PUFA (poly-unsaturated fatty acids), supplementation with fish oils, vitamin antioxidants and maintain ideal weight.
·         If pengatura lifestyle is not capable of lowering blood cholesterol levels, then the patient should take the medicine. Drugs that can be used are:
a. Acid class of fibrates à Gemfibrozil, fenofibrate and Ciprofibrate. Fibrates decrease the production of LDL and increase HDL levels. LDL stacked in the arteries thereby increasing the risk of heart disease, while HDL protects arteries of buildup that.
b. Group à cholestyramine resin (Chlolestyramine) Antihiperlidemik drug works by binding to bile acids in the intestine and increase the removal of LDL from the bloodstream.
c. HMGCoa reductase inhibitor class à Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin.Inhibiting the formation of cholesterol by inhibiting the action of the enzyme in the liver tissue that produces mevalonate, a small molecule that is used to synthesize cholesterol and mevalonate derivatives. Besides increasing the disposal of LDL from the bloodstream.
d. Nicotinic acid niacin à Group With large doses of nicotinic acid is indicated to increase the HDL or good cholesterol in the blood.
e. Group of ezetimibe Lowers total cholesterol and LDL also increases HDL by reducing cholesterol absorption in the intestine.

Thursday, December 8, 2011

Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker,penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.

Jenis rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
 Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
 Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
 Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
 Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
 Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
 Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
 Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
 Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
 Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
 Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
 Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.


Bahan kimia yang terkandung dalam rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:[3]
 Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
 Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
 Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
 Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
 Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
 Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
 Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
 Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
 Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
 Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
 Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
 Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

Batuk

Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Akut dan Kronis :
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.
Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Pertussis dapat dicegah dengan imunisasi DPT.FM JB

Penyebab batuk :
Ada beberapa macam penyebab batuk :
1. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu
2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3. Alergi
4. Asma atau tuberculosis
5. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6. Tersedak akibat minum susu
7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar
8. Batuk Psikogenik. Batuk ini banyak diakibatkan karena masalah emosi dan psikologis.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tuesday, November 29, 2011

Demam Pada Anak

Gejala sakit pada anak yang sering kita jumpai adalah demam. Sebenarnya apakah demam itu dan bagaimana kita menyikapinya, khususnya bila demam terjadi pada anak-anak kita? Insya Allah, dalam tulisan ini akan dibahas tentang demam pada anak.


Apa itu Demam dan Bagaimana Terjadinya?


Demam adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh sebagai respon normal tubuh terhadap suatu gangguan. Suhu tubuh diukur dengan termometer, dikatakan demam bila:

Suhu rektal (di dalam dubur): lebih dari 38ºC
Suhu oral (di dalam mulut): lebih dari 37.5ºC
Suhu ketiak: lebih dari 37.2ºC
Termometer bentuk dot bayi digital: lebih dari 37.8ºC
Suhu telinga: mode rektal: lebih dari 38ºC; mode oral: lebih dari 37.5ºC
Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,5-37,5 ºC ) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas pada otot dan hati dan pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman.


Apa saja penyebab demam?


Infeksi merupakan penyebab terbanyak demam pada anak-anak. Infeksi adalah keadaan tubuh yang dimasuki kuman penyebab penyakit, bisa virus, parasit, atau bakteri. Contoh penyakit infeksi dengan gejala demam adalah flu, radang saluran pencernaan, infeksi telinga, croup, dan bronkhiolitis. Beberapa imunisasi anak-anak juga dapat menyebabkan demam. Kapan demam akan timbul tergantung dari vaksinasi yang diberikan (biasanya imunisasi DTP, HiB, dan MMR). Sedangkan anak yang sedang tumbuh gigi, menurut suatu penelitian, tidak menyebabkan demam.

Bagaimana cara mengukur suhu tubuh anak?


Cara paling akurat adalah dengan suhu rektal. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan pada anak di atas 4-5 tahun, atau suhu telinga pada anak di atas 6 bulan. Mengukur suhu ketiak adalah yang paling kurang akurat, namun dapat berguna saat dilakukan pada anak kurang dari 3 bulan. Bila suhu ketiak lebih dari 37.2ºC, maka suhu rektal harus diukur. Di sisi lain, tidaklah akurat bila mengukur suhu tubuh dengan merasakan kulit anak. Hal ini disebut suhu taktil (sentuhan) karena bersifat subyektif, yaitu pengukuran sangat dipengaruhi oleh suhu orang yang merasakan kulit si anak. Berikut cara mengukur suhu anak:

Suhu rektal: anak dibaringkan di pangkuan pemeriksa dengan perut sebagai dasarnya, sebelumnya oleskan sedikit krim atau jely pelumas (misal: Vaseline) pada ujung termometer, masukkan termometer dengan hati-hati ke dubur anak sampai ujung perak termometer tidak terlihat (0,5-1,25 cm di dalam dubur), tahan termometer pada tempatnya. Tahan selama 2 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu oral: yang perlu diperhatikan adalah jangan mengukur suhu pada mulut anak bila anak makan atau minum yang panas atau dingin dalam 30 menit terakhir. Sebelumnya bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun kemudian bilas dengan air sampai bersih. Tempatkan ujung termometer di bawah lidah ke arah belakang. Minta anak untuk menahan termometer dengan bibirnya. Upayakan bibirnya menahan termometer selama kira-kira 3 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu ketiak: tempatkan ujung termometer di ketiak anak yang kering kemudian Tahan termometer dengan mengempitnya antara siku dengan dada selama 4-5 menit.
Suhu telinga: perlu diperhatikan bahwa termometer telinga tidak digunakan untuk anak di bawah 6 bulan. Bila anak baru dari luar rumah di mana cuaca sedang dingin, tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga. Infeksi telinga tidak mempengaruhi akurasi suhu telinga. Caranya, ibu harus menarik telinga ke arah luar-belakang sebelum memasukkan termometer kemudian tahan alat di telinga anak selama kira-kira 2 detik.
Bagus mana? Termometer digital atau raksa?


Termometer digital murah, mudah didapat, dan cara paling akurat untuk mengukur suhu. Sedangkan termometer raksa mengandung merkuri yang berbahaya saat terpapar ke tubuh, bila termometer pecah. Bila yang ada hanya termometer raksa, pastikan untuk hati-hati saat menggoyang-goyang termometer gelas sebelum digunakan.

Bagaimana sikap kita saat anak demam?


Sangatlah penting bagi orang tua untuk tahu kapan anak demam harus diperiksakan ke dokter atau dirawat sendiri.Di bawah ini adalah kondisi anak demam yang harus diperiksakan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan:

Anak di bawah 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih, tanpa melihat penampakan anak (meskipun anak tampak baik).
Anak di atas 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih selama lebih dari 3 hari atau tampak sakit (rewel dan menolak minum).
Anak 3-36 bulan dengan suhu 38.9ºC atau lebih.
Anak segala usia dengan suhu 40ºC atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami kejang demam (step). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan suhu 38º C atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami demam berulang.
Anak segala usia yang demam dengan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, lupus, atau anemia bulan sabit.
Anak demam yang disertai munculnya ruam-ruam di kulit.

Anak dapat dirawat sendiri oleh orang tua bila anak berumur lebih dari 3 bulan dengan suhu kurang dari 38.9ºC, dan anak tampak sehat serta berperilaku normal.

Langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat anak demam antara lain:

Obat untuk Demam pada Anak


Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti Parasetamol (contoh: Pamol®, Sanmol®, Tempra®l) atau Ibuprofen (contoh: Proris®). Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.

Parasetamol dapat diberikan setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan. Bila suhu tetap tinggi meskipun parasetamol telah diberikan dan anak berumur lebih dari 6 bulan, Parasetamol diganti dengan Ibuprofen yang dapat diberikan setiap 6-8 jam. Dosis parasetamol atau ibuprofen harus diperhitungkan berdasarkan berat badan (bukan umur), yaitu: parasetamol: 10-15 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 60 mg/kilogram berat badan/hari. Sedangkan Ibuprofen: 5-10 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kilogram berat badan/hari. Contoh: bila anak dengan berat 12 kg, diberikan sirup Parasetamol 12 x (10 sampai 15) mg = 120 mg sampai 180 mg sekali minum. Apabila orang tua kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan apoteker atau farmasis. Jangan asal-asal dalam menentukan dosis obat pada anak. Adapun obat yang telah diresepkan oleh dokter maka patuhilah aturan pemakaian obat dari dokter. Apabila orang tua merasa ragu jangan segan-segan meminta informasi kepada dokter yang meresepkan.

Sekilas tentang Kompres

Mengompres dilakukan dengan handuk atau washcloth (washlap atau lap khusus badan) yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30ºC) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.

Mengompres dapat pula dilakukan dengan meletakkan anak di bak mandi yang sudah diisi air hangat. Lalu basuh badan, lengan, dan kaki anak dengan air hangat tersebut. Sebenarmya mengompres kurang efektif dibandingkan obat penurun demam. Bila ibu memakai metode kompres, hendaknya digabungkan dengan pemberian obat penurun demam, kecuali anak alergi terhadap obat tersebut.

Ingat! Jangan mengompres dengan alkohol karena uap alkohol dapat terserap ke kulit atau paru-paru anak. Membedong anak di bawah umur 3 bulan dengan banyak pakaian atau selimut dapat sedikit menaikkan suhu tubuh. Menurut penelitian, suhu rektal 38.5ºC atau lebih tidak dihubungkan dengan membedong dengan kain tebal tadi. Oleh karena itu, dianjurkan bila anak demam, cukup memakai baju atau selimut tipis saja sehingga aliran udara berjalan baik.

Menaikkan Asupan Cairan Anak

Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.

Istirahatkan Anak Saat Demam


Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.

Selama anak demam, orang tua hendaknya tetap memperhatikan gejala-gejala lain yang muncul. Tanyakan pada anak, adakah keluhan lain yang dirasakan, semisal: pusing, sakit kepala, nyeri saat kencing, kesulitan bernafas, dan lain-lain. Karena demam bisa jadi merupakan tanda bahwa ada gangguan pada kesehatan anak atau gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya bijaksana dalam menghadapinya. Orang tua hendaknya tahu kapan anak dengan demam dapat dirawat sendiri di rumah atau diperiksakan ke tempat pelayanan kesehatan.

Referensi:
www.mims.com
www.uptodate.com

***

Penulis: dr. Ian Danny Kurniawan (Abu ‘Ammar)
Artikel muslimah.or.id